Memang. Aku sengaja hari itu. Aku sengaja mengganti jam belajarku untuk mencari namamu di laman sosial media. Aku sengaja mencari namamu diantara pengikut sosial media temanmu. Aku sengaja mencari fotomu di sosial media temanmu. Aku sengaja mencari letak bulan sabit setiap istirahat di koridor utama menuju kantin. Oh ya? Selega itu lepas dari mata pelajaran matematika, ya?
Aku juga sengaja mencari-cari netra penuh kemerlip di antara lautan manusia selepas upacara bendera agar aku bisa mengantonginya nanti. Aku sengaja membuat obrolan menjadi lebih menyenangkan dari malam sebelumnya. Aku sengaja mencari berita yang marak kamu suka agar semakin panjang prakata yang kamu ucap. Aku sengaja mencari lagu favoritmu agar semakin lama waktuku mendengar kamu menyanyikannya. Aku sengaja menonton ulang pertandingan motor balap agar pagi harinya di depan gerbang kita bisa pergi ke kelas bersama sembari menatap mata kita satu sama lain. Aku sengaja mengambil esktrakurikuler yang sama agar semakin banyak nama yang kamu tulis di buku harianku. Aku sengaja mengambil tempat disisimu ketika salah guru memotret kelas kita untuk laporan agenda pembelajarannya.
Aku yang sengaja untuk jatuh cinta. Aku sengaja menjadikan hal ini kian membesar namun tidak terlampau lebih dari sederhana. Aku akan menjadikan hal ini lebih menyenangkan dari sebelumnya setiap harinya. Aku akan mencari obrolan lain hingga suatu hari nanti tanpa kenal waktu malam atau petang, sorot matamu tidak akan pernah menoleh kesiapapun.
Aku akan membuatnya begitu. Sampai nanti ketidaksengajaanku ini menjadi-jadi hingga kamu akan bicara padaku secara singkat penuh kebingungan sendiri yang aku tahu mantranya seperti apa layaknya;
“Aku jatuh cinta padamu, secara tidak sengaja.” Lalu melanjutkan dengan pengulangan seluruh kesengajaanku.
Ditulis oleh Jua Zahra.
10-1-2023.
Komentar
Posting Komentar