Kalau mengingatnya, guru TK-ku pernah mengajariku banyak hal. Perihal segala-gala yang ada di dunia. Kalau mataku dua, hidungku satu, telingaku dua, mulutku satu. Guru TK ku yang masih kuingat bagaimana ia menjelaskan sambil memegang kedua tanganku. Katanya, mata untuk melihat. Hidung untuk menghirup. Telinga untuk mendengar. Dan mulut, untuk berbicara. Dulu, aku taunya begitu. Tapi, itu dulu. Dulu ketika aku mengenal banyak manusia dan menggunakan segala hal yang kupunya sesuai cara kerjanya. Aku melihat segala hal yang ada didepan mataku, aku mendengar seluruh bisik dan berisik-berisik mereka, aku menghirup aroma Ibu usai memasak gulai ikan tongkol, aku berkata dengan lantang ketika guruku bertanya dua kali dua untuk pulang lebih cepat. Itu jauh kebelakang sebelum aku mengenal bentuk lain bagaimana cara bekerjanya. Tidak semua kata diciptakan untuk aku dengar ditelingaku. Tidak semua hal diciptakan untuk aku lihat dengan mataku. Tidak semua kata diucapkan untuk aku katakan...
tinggalah di sini lebih lama, sampai abadi bersama tulisan-tulisanku.