Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

perasaan tanpa pamrih.

 Aku nggak begitu ingat sejak kapan itu dimulai. Mungkin, sejak pertemuan kami di kedai thai tea depan sekolah yang selalu menjadi tempat pelarianku sebab kantin membludak ramai. Atau juga, sejak ibu guru menyuruhku membawa sepaket proyektor miliknya untuk kubawakan ke kelasnya. Tapi, bisa juga, sejak ia yang berdiri ditepi lapangan memilih untuk berbicara dengan kucing liar tanpa menghiraukan intruksi Pak Satria untuk praktek bola besar. Sejak-sejak yang entah keberapanya, seolah menjadi kepingan-kepingan mendasarku menjadi perasaan yang sudah-sudah. Yang sekarang aku nggak tahu bentuknya seperti apa dan untuk apa. Aku juga nggak tahu harus mulai darimana atau harus berakhir seperti apa. Aku juga nggak tahu hal ini harus sederhana atau meraja?  Tapi, setelah hal ini- itu yang tak berkesudahan, aku berpikir untuk, sepertinya hal ini tidak perlu dijadikan hal baknya tali. Maksudku, yang tidak ada awal, dan tidak ada ujungnya. Aku rasa, bagiku hal ini tidak perlu selesai. Maka b...

Pagi, Praja dan Na.

  Belum melihat jam tapi aku sudah tau kalau kicauan burung gereja dijendela menyampaikan pesan bahwa hari ini: aku harus dijemur lagi bersama Pak Beni. Ini gara-gara semalam Praja mengajakku bernyanyi hingga lupa alarm pagiku kosong hingga seminggu kedepan. Aku akan berlutut mengusap kaki ibu menghantur maaf bahwa pesan panjang ini-itunya sebelum mengangkat kaki dari rumah tak bisa terlaksana padahal belum ada satu hari ia bicara. Tapi setidaknya, nakalnya anak gadismu ini masih bersama anak laki-laki konyol berambut singa seperti dalam poster Narnia. "Na, bolos saja, yuk?"  "Ayolah, Ja, kamu bisa mengajakku sebelum kita sampai di sekolah. Jangan terlalu banyak menunjukkan kebodohanmu di depan Pak Beni sekarang!" Aku tau itu basa-basinya karena cuaca pagi ini sepanas kicauan Pak Beni dan telingaku dan kakiku dan seluruh tubuhku di samping tiang pusaka ini. Aku tau ini akan menjadi situasi yang panjang dan menyebalkan. Begitu juga pikir Praja yang sekarang bergumam ...